House Of Fine Arts And Ceramics

Hai guys and gals, sorry jarang update… karena satu, aku adalah procrastinator. Dua, banyak tugas sekolah yg bejibun. Tiga, internet lemot sehingga aku harus menunggu beberapa minggu untuk melihat akun WordPress-ku yg sebelumnya dianggap ‘untrusted‘.

Kali ini aku mau share kalian tentang museum yg tidak asing bagi warga Jakarta sekitar. Museum apa? Fatahillah? Udah lihat.. aku semakin bosan melihat Fatahillah terus-menerus, aku ingin membicarakan kalian tentang Museum Seni Rupa & Keramik. Yah… walaupun artikelnya kurang menarik tidak seperti biasanya, setidaknya kalian bisa mengetahui review-review atau pendapatku tentang Museum yang mirip gedung Mahkamah Agung tersebut.

wpid-20150111143107.jpg

Yup.. itu bukan mahkamah agung lho… yah.. dri depan sih mirip, tapi sebenarnya itu adalah museum. Waktu itu aku datang dengan ayahku tercinta, daripada gak tahu dan gak ada ide mau rekreasi kemana untuk mengisi hari Sabtu, mendingan ke Museum Seni Rupa dan Keramik, lagipula.. mmm…. jujur guys and gals…. sebenarnya aku belum pernah kesana dan aku baru pertama kali kesana, dan ironisnya lagi, aku juga pecinta seni terutama lukisan-lukisan. Sebenarnya udah lama sih kesana, cuma aku menulis artikelnya beberapa minggu kemudian.

Oke, lanjut ke flashback-nya, jadi pada siang hari yang panasnya minta ampun, aku tetap saja keras kepala memakai jaket dan ingin cepat-cepat masuk kedalam museumnya agar bisa merasakan dinginnya AC ruangan. Well.. masuk-masuk sana, sudah disuguhi berbagai banyak informasi tentang seni rupa, biasanya ada komputer dan proyektor untuk menonton acara edukasi disana, tapi aku lihat tidak ada, dan sebagian besar komputernya belum aktif. Museum itu terlihat lebih besar dari luar, tapi sebenarnya, didalamnya itu kecil sekali tempatnya, aku hanya bisa mengelilingi museum itu sampai lantai dua.

wpid-20150111140600.jpg

Seperti itulah suasana museum tersebut ketika masuk-masuk kesana. Gile!! I’m speechless about that place, lukisan-lukisannya bagus banget, aku hanya bisa melihat-lihat, terutama lukisan-lukisan yang menggunakan komposisi warna yang ramai dan berwarna-warni. Ketika aku melihat salah satu lukisan, aku hanya bisa berdiam diri didepan lukisan tersebut, menghayatinya, dan melihat lebih dekat agar aku bisa tahu bagaiamana sang pelukis menggoreskan kuasnya dengan detil sekali. Bagi kalian yang suka lukisan, tapi gak bisa kepameran yang jauh-jauh, disinilah awal mula kalian mengenal tentang seni, walaupun tempatnya kecil tapi cobalah untuk datang kesana oke? Oh iya, aku hampir lupa dengan keramik. Mmmm… untuk keramik sih… aku tidak terlalu suka pada koleksi keramik, tapi keraik-keramik yang dipajang disana mirip-mirip dengan koleksi Museum Fatahillah.

Keramik seperti apa?

Yah.. seperti koleksi kendi-kendi, arca-arca, perhiasan kuno dari kerajaan Majapahit dan kerajaan-kerajaan kuno lainnya.

Oohhh…

Oke, lanjut.. aku akan memberi kalian informasi versi ‘plagiat’-nya, hehehe… Museum Seni Rupa dan Keramik terletak di Jln. Pos Kota No 2, Kotamadya Jakarta Barat, Provinsi DKI Jakarta, Indonesia. Museum yang tepatnya berada di seberang Museum Sejarah Jakarta itu memajang keramik lokal dari berbagai daerah di Tanah Air, dari era Kerajaan Majapahit abad ke-14, dan dari berbagai negara di dunia.

Jadi sejarahnya thu, Gedung yang dibangun pada 12 Januari 1870 itu awalnya digunakan oleh Pemerintah Hindia-Belanda untuk Kantor Dewan Kehakiman pada Benteng Batavia (Ordinaris Raad van Justitie Binnen Het Kasteel Batavia). Saat pendudukan Jepang dan perjuangan kemerdekaan sekitar tahun 1944, tempat itu dimanfaatkan oleh tentara KNIL dan selanjutnya untuk asrama militer TNI.

Pada 10 Januari 1972, gedung dengan delapan tiang besar di bagian depan itu dijadikan bangunan bersejarah serta cagar budaya yang dilindungi. Tahun 1973-1976, gedung tersebut digunakan untuk Kantor Walikota Jakarta Barat dan baru setelah itu diresmikan oleh Presiden (saat itu) Soeharto sebagai Balai Seni Rupa Jakarta.

Pada 1990 bangunan itu akhirnya digunakan sebagai Museum Seni Rupa dan Keramik yang dirawat oleh Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta.

What the f*ck?! You’re a liar!!

I told you this is the plagiarism version, nihlah… aku kasih Wikipedia-nya…

http://id.wikipedia.org/wiki/Museum_Seni_Rupa_dan_Keramik

Nih, puas loe? daripada aku disebut plagiator, mendingan aku beri informasi link resminya…

http://museumsenirupa.com/

http://koleksi.museumsenirupa.com/about

Ada dua website, terserah kalian mau pilih yang mana, tapi menurutku blog mereka perlu di ‘renovasi’ lebih bagus lagi agar dapat menarik perhatian para online reader.

wpid-20150111140811.jpg

 

wpid-20150111141239.jpg

Foto-foto yang aku potret itu asli, without edit, without Camera360, without Photoshop, semuanya asli dari kamera Lenovo S930..

Promosi loe??!

Yeh… suka-suka aku! Foto yang ada dibawah, aku sudah mencapai lantai 2. yah.. ruangan ini dibagi menjadi 7 periodisasi, yaitu:

Ruang Masa Raden Saleh (karya-karya periode 1880 – 1890)
Ruang Masa Hindia Jelita (karya-karya periode 1920-an)
Ruang Persagi (karya-karya periode 1930-an)
Ruang Masa Pendudukan Jepang (karya-karya periode 1942 – 1945)
Ruang Pendirian Sanggar (karya-karya periode 1945 – 1950)
Ruang Sekitar Kelahiran Akademis Realisme (karya-karya periode 1950-an)
Ruang Seni Rupa Baru Indonesia (karya-karya periode 1960 – sekarang)

Untuk yang ruangan masa periodisasi Raden Saleh, lukisan-lukisan beliau yang dipajang disana tidak asli!! Aku lihat semua lukisannya adalah hasil ‘repro’ yang artinya reproduksi, bukan reproduksi kelamin yah..

Repro artinya apaan? 

Artinya lukisan itu hasil media printing, seperti kalian menyukai salah satu gambar anime diinternet tapi kalian tidak bisa membeli posternya, logika kalian berjalan, jadi apa yang kalian lakukan? Kalian pasti akan mencetak gambar tersebut dengan printer. Well, sama seperti mereka yang menggunakan istilah repro. Tapi, walaupun begitu, well.. lukisan-lukisannya masih bisa dilihat dan lengkap.

wpid-20150111141254.jpg

Aku heran dengan dua orang yang memakai jaket merah yg selfie, bukankah merek berdua seharusnya selfie membelakangi lukisan? Yah, aku tidak tahu, suka-suka merekalah…

wpid-20150111141555.jpg

Hmmm.. aku suka yang satu ini, maknanya dapet, terus aku suka sang pelukis membuat gambar orang-orang ramai seperti itu.

wpid-20150111141700.jpg

And.. here it is, erotic painting from Antonio Blanco, aku suka warnanya yang lembut dan walaupun sebagiannya blank, tapi aku suka penarinya yang cantik itu.

wpid-20150111141719.jpg

Untuk yang ini…. semuanya bagus-bagus.. aku suka gaya kartunnya, heheheh…

Sudah, foto-foto itu saja yang bisa aku berikan kepada kalian. Maafkan aku karena gambar-gambarnya tidak begitu terang karena disana memang disengaja dibuat penerangan yang redup.

Dan.. yang lucunya lagi disana banyak mahasiswa nongkrong didalam muesum itu hanya untuk ngadem doang. Huuff… aku tidak bisa berhenti berpikir mengapa karakter-karakter orang-orang seperti kita seperti.. yah… kalian tahulah..

Well… aku hanya bisa menyampaikan sampai sini saja, sekali lagi aku minta maaf jika ada kesalahan kata-kata, kesalahan foto, informasi dan sebagainya, jika kalian melihat ada yang salah, silahkan komentar dibawah. 🙂

Tanggapan? Well… Semuanya terlihat bagus, cuma sayang tempatnya kecil. Tempat ini akan lebih bagus jika di kembangkan dan  dirawat lebih ‘bersih’ lagi.

Ok, that’s all i can said about this old house…. have fun.. 😉

 

Leave a comment